Selasa, 18 Desember 2012

Cara Rasulullah Tidur

Tidur adalah salah satu kebutuhan terpenting bagi tubuh dan jiwa kita, sekaligus merupakan nikmat dari Allah SWT yang tidak ternilai. Sayangnya tidak semua orang mengerti bagaimana cara tidur yang berkualitas tinggi seperti halnya Rasulullah Muhammad SAW. Berikut ini adalah tips singkat mengenai bagaimana cara beliau ketika akan tidur dan ketika bangun tidur, semoga bisa kita ikuti :)
Ketika akan tidur:
  1. Berwudhu-lah seperti wudhu ketika akan sholat;
  2. Bacalah do’a sebelum tidur. Pilihlah salah satu dari contoh doa Rasulullah SAW di bawah ini:
    1. Bismika Allahumma Amut wa Ahyaa“, yang artinya: “Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup”;
    2. Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka“, yang artinya: “Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu”;
    3. Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa“, yang artinya: “Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mati dan aku hidup”;
    4. Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta“, yang artinya: “Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus”.
  3. Bacalah surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas dalam posisi berbaring. Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah membaca ketiga surat tersebut setelah mengumpulkan kedua telapak tangannya dan meniupnya. Kemudian setelah selesai membaca, beliau mengusapkan kedua tangannya 3x ke seluruh badan yang mampu diusap, dengan dimulai dari kepala, muka, dan bagian depan badannya;
  4. Berbaringlah dengan memiringkan tubuh ke arah kanan;
  5. Letakkan tangan kanan di bawah pipi sebelah kanan;
  6. Dan tidurlah dengan tenang dan damai.
Ketika bangun tidur:
  1. Berdoalah dengan doa yang beliau ajarkan ini: “Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur“, yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali”;
  2. Usaplah bekas tidur dari wajah dengan tangan;
  3. Hiruplah air ke dalam hidung lalu keluarkan (semburkan) kembali. Ini disebut beristinsyaq dan beristintsaar;
  4. Sikat gigi (bersiwak);
Hal lain yang penting tentang cara tidur beliau:
  1. Tidurlah di awal malam setelah sholat Isya
  2. Jangan pernah tidur dalam posisi tengkurap (perut ada di bawah)
http://cara-muhammad.com

Senin, 17 Desember 2012

Perang Khandaq

Perang Khandaq ini terjadi karena hasutan kaum Yahudi. Sekelompok orang Yahudi Bani Nadhir disertai beberapa orang dari kabilah Arab Bani Wail pergi ke Makkah menemui orang-orang musyrikin Quraisy. Mereka menghasut pemimpin-pemimpin Quraisy supaya memerangi Rasulullah saw di Madinah. Setelah menghasut kaum musyrikin Quraisy, mereka lalu mendatangi kabilah Gathafan. Selain itu, mereka juga giat mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Makkah dengan maksud yang sama.Kaum musyrikin Quraisy dan Yahudi menyepakati pasukan yang akan dikirim ke Madinah sebanyak 10 ribu orang dengan perincian 4.000 orang tentara Quraisy, 6.000 orang kabilah Gathafan, sedangkan kaum yahudi akan menyerahkan hasil perkebunan kurma di Khaibar selama satu tahun pada kabilah Gathafan. Pihak musyrikin ini dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb, seorang tokoh Quraisy yang terkenal paling gigih memusuhi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin.

Mengetahui jumlah pasukan musyrikin yang besar itu, muncul perasaan khawatir dalam diri umat Islam. Rasulullah saw selaku panglima tertinggi mengadakan musyawarah dengan pasukannya dan mengatur strategi yang tepat dalam menghadapi pasukan Quraisy tersebut.
Dalam musyawarah Salman Al Farisy berpendapat supaya menghadang tentara kafir dengan cara membuat parit yang besar disekeliling Kota Madinah yang terbuka.
 Cara pertahanan sedemikian itu merupakan cara yang biasa dipakai oleh bangsa Parsi . Beliau berkata: ”Wahai Rasulullah.. dahulu ketika kami di Parsi jika takut akan serbuan tentera kuda maka kami akan menggali parit disekitar kami.” 
Walaupun ide tersebut dikeluarkan oleh orang bawahan, Rasulullah saw sebagai ketua tidak ada masalah untuk menerimanya. Atas kerjasama semua, rancangan tersebut direalisasikan.
Dalam pembuatan parit ini, Rasulullah saw juga turut serta. Bahkan, setiap 10 orang kaum Muslimin harus bisa menyelesaikan penggalian parit sepanjang 40 meter. Menurut Syauqi Abu Khalil dalam bukunya Athlas Hadits, dalam penggalian itu, kaum Muslimin berhasil menggali parit sepanjang 5.544 meter dengan lebar 4,62 meter dan kedalaman parit mencapai 3,234 meter. Penggalian itu membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Sementara itu, dalam Ensiklopedi Islam disebutkan, lama penggalian itu memakan waktu sekitar 6 hari.

Waktu itu Kota Madinah sedang mengalami musim yang sangat dingin. Sedangkan kaum Muslimin banyak yang tidak mempunyai makanan yang secukupnya. Bahkan adakalanya sehungga tidak mempunyai apa-apa makanan. Kata Abu Thalhah : ” Kami pernah mengeluh kepada Rasulullah saw tentang rasa lapar yang kami deritai. Dan kami selalu mengikat perut kami dengan batu. Manakala Rasulullah saw pula mengikat perut baginda dengan dua batu. Kata Anas: “Waktu itu ketika Rasulullah saw keluar beliau saksikan kaum Muhajirin dan kaum Ansar bersama-sama menggali parit disuatu pagi yang amat dingin sekali sedangkan keadaan mereka amat lapar.

Syauqi menjelaskan, parit yang digali itu memanjang dari utara hingga selatan Madinah. Namun, saat ini, parit yang terletak di bagian selatan Madinah sudah hilang dan di dekatnya kini dibangun Masjid Fatah. Setelah beberapa hari menyelesaikan penggalian parit, datanglah tentara Quraisy yang berjumlah sekitar 10 ribu orang dari Makkah.

Umat Islam pun siap siaga menjaga Madinah. Rasulullah saw lalu membawa pasukannya sampai ke Gunung Silih (Saia) dan menjadikan tempat tersebut sebagai benteng pertahanan.
Namun, pasukan Quraisy tak menyadari akan menghadapi pertahanan kaum Muslimin dengan mengandalkan parit ini.
Mereka pun tak mampu melewati parit. Maka, saat kedua pasukan saling berhadap-hadapan, mereka tidak bisa melakukan peperangan sebagaimana biasa, yakni bertempur secara terbuka. Tentera Abu Sofyan yang tiba di Madinah amat kecewa karena mereka tidak mampu untuk menyeberangi parit, Strategi Khandaq (parit) yang di bina oleh Rasulullah saw ialah salah satu strategi perang yang baru di tanah Arab. Walau bagaimana pun, Tentara Abu Sofyan terus berkubu sekitar Madinah.

Dengan adanya parit ini, kedua pasukan hanya bisa saling memanah. Dengan peperangan model ini, dari kubu kaum Muslimin menjadi syuhada sebanyak enam orang, sedangkan dari pasukan Quraisy sebanyak 12 orang. Dalam peristiwa ini, sempat terjadi duel satu lawan satu antara Ali bin Abi Thalib dengan Amr bin Abdu Wudd dan Ali berhasil membunuhnya.

Melalui Gunung Sila (Sal’a) ini Rasulullah saw dapat mengawal pergerakkan tentera Muslim dan juga mengawasi pergerakkan Musuh. Di Gunung Sila (Sal’a) ini Rasulullah saw bermunajat selama 3 hari dan turunnya kemudian surah Al-Ahzab. Dan kaum Muslimin berhasil memenangkan pertempuran ini atas diterimanya munajat Rasulullah saw dan Allah SWT memberikan kemenangan dengan sendirinya yaitu mengirimkan tentara Malaikat dan angin kencang yang memporak-porandakan orang kafir sampai lari terbirit-birit. (QS Al-Ahzab [33] 9).
Wahai orang-orang yang beriman, kenangkanlah nikmat Allah yang dilimpahkanNya kepada kamu. Semasa kamu didatangi tentera (Al-Ahzaab), lalu Kami hantarkan kepada mereka angin ribut (yang kencang) serta angkatan tentera (dari malaikat) yang kamu tidak dapat melihatnya. Dan (ingatlah) Allah SWT sentiasa melihat apa yang kamu lakukan. 
Ditambahkan Junaidi Halim dalam Makkah-Madinah dan Sekitarnya, masjid-masjid lainnya merupakan tempat pertahanan para sahabat Rasulullah saw ketika perang parit berlangsung. Untuk mengenang jasa mereka, dibangunlah masjid-masjid tersebut sebagai monumen penting dan diberi nama sesuai lokasi dan nama sahabat yang menempati tempat pertahanan tersebut. 

Namun, karena kepentingan perluasan kawasan kota oleh Pemerintah Arab Saudi, beberapa lokasi masjid terkena gusur sehingga yang tersisa hanya lima buah dan dinamakan pula dengan Masjid Khamsah (Masjid Lima). Masjid yang tergusur adalah Masjid Abu Bakar dan Masjid Utsman. Wallahu Alam.

http://arminarekasurabaya.wordpress.com

Perang Uhud

Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badr. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.

Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki). Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu "Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami."
Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.

Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir.

Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha.

Sebab kekalahan dalam Perang Uhud

 

Kisah ini ditulis di Sura Ali ‘Imran ayat 140-179. Dalam ayat2 di Sura Ali ‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167).

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (ayat 142)? Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151)."

Ayat2 di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276
Memang benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan. Ketika tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai berteriak-teriak dan menzalimi mereka. Tanpa peduli akan perintah2 Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat 152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).


 http://id.wikipedia.org/

Perang Badar

Pertempuran Badar  adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.

Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru saja pulang dari Syam, ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.

Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Arabia zaman jahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai.
Kekalahan Quraisy dalam Pertempuran Badar menyebabkan mereka bersumpah untuk membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar setahun kemudian dalam Pertempuran Uhud.

http://id.wikipedia.org

14 Cara Mendidik Anak Secara Islam ala Rasulullah SAW

Seperti apakah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-anaknya ?


Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya dapat di gambarkan di bawah ini:

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.

5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesahsampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.
Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.

12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.

14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

http://www.armhando.com

Cara Rasulullah Menghentikan Tangis

Rasulullah SAW sangat mencintai anak kecil. Dalam banyak hadist yang dibawa sahabatnya tergambar kecintaan beliau kepada anak-anak. Sabdanya, “Siapa yang tidak mengasihi maka tidak akan dikasihi.” (HR Muslim). Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku hendak sholat dan ingin memanjangkan sholat, lalu aku mendengar tangis anak kecil, maka aku meringankan sholatku karena tidak ingin membuatnya ibunya susah.” (HR. Muslim). Hadist ini menjadi pedoman utama dalam mendidik anak termasuk memahami tangis dan kerewelan sang buah hati. Berikut beberapa cara yang dicontohkan Rasulullah dalam menghentikan tangis bayi.

Gendong.
Rasulullah SAW sering menggendong cucu-cucunya. “Dari Abu Qatadah berkata bahwa Rasulullah akan sholat berjama’ah sementara cucunya Umamah dari putrinya Zainab sedang menangis. Beliau lalu menggendong Umamah sambil sholat. Ketika beliau akan sujud, Beliau meletakkan Umamah dan jika berdiri ia akan digendong kembali.”
Cara menggendong yang efektif untuk menghentikan tangis adalah : Gendong ia dalam posisi tegak lurus dengan perut menempel di dada Anda, tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut. Bawa ia berjalan-jalan mengelilingi ruangan atau ke ruangan lain. Jika kondisi Anda tak memungkinkan untuk menggendongnya sambil berjalan, letakkan ia di lengan, sementara Anda duduk di kursi goyang. Goyangan yang lembut akan menenangkannya.

Bujuk dengan lemah lembut.
Kelembutan merupakan cara terbaik membuat anak yang sedang menangis merasa aman. Kecemasan dan kemarahan Anda malah akan membuatnya semakin tegang dan semakin kencanglah tangisnya. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Hasan dan Husein hilang, lalu semua sahabat mencarinya seharian. Saat bertemu mereka tengah berada di bukit batu dan menangis. Walau cemas, Rasulullah SAW dengan lembut mengusap punggung dan memeluk mereka. Akhirnya tangis ketakutan itu pun berhenti.

Beri sesuatu untuk dihisap.
Hampir setiap bayi menjadi tenang dengan mengisap. Dalam sebuah kisah, Rasulullah SAW melihat seorang ibu sedang membagi 3 buah kurma yang dimilikinya. Ia lalu memasukkan kurma tersebut ke dalam mulut sang anak. Rasulullah lalu tersenyum.

Alihkan perhatiannya.
Anda dapat mengalihkan perhatiannya dengan memperhatikan sesuatu yang menarik sehingga ia lupa pada tangisnya. Gambar-gambar warna-warni atau mainan aneka bentuk dan warna akan mempesonanya. Cermin juga bisa digunakan. Ia akan senang melihat wajahnya sendiri.

Tunggu amarahnya mereda.
Tangisan bisa menjadi ungkapan kemarahan. Dengan kasih sayang dan berkata-kata lembut Anda bisa menenangkan bayi Anda. Rasulullah SAW kerap mencium dan memeluk cucu-cucunya. Ini merupakan bentuk kasih sayang yang memberikan rasa aman bagi bayi Anda. Ketika ia besar, ia akan belajar berdasarkan ini untuk menenangkan diri begitu ia marah, dan ia akan belajar untuk dapat mengendalikan diri atau menjaga tetap tenang tanpa kemarahan meledak-ledak.

http://riy4nti.wordpress.com/

Kamis, 13 Desember 2012

10 PESAN RASULULLAH SAW

Ada sepuluh pesan Rasulullah saaw yang mengajarkan kita praktis mengusir iblis dan bala tentaranya jika menyerang kita dengan rayuanrayuan yang menyebabkan kita terjerumus kedalam jurang kehinaan tanpa kita sadari dengan memanfaatkan titik kelemahan kita . Mari kita memperhatikan pesan-pesan kenabian tersebut yang tertuang dalam bentuk dialog antara manusia dan setan ;
  1. Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Anakmu mati". Katakan kepadanya: "Sesengguhnya mahluk hidup diciptakan untuk mati, dan penggalan dariku (putraku) akan masuk surga. Dan hal itu membuatku gembira". 
  2. Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Hartamu musnah".Katakan kepadanya: "Segala puji bagi Allah Zat Yang Maha Memberi dan Mengambil, dan menggugurkan atasku kewajiban zakat".
  3. Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Orang-orang menzalimimu sedangkan kamu tidak menzalimi seorang pun".Maka, katakan kepadanya :"Siksaan akan menimpa orang-orang yang berbuat zalim dan tidak menimpa orang-orang yang berbuat kebajikan ( Mukhsinin)".
  4. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Betapa banyak kebaikanmu", dengan tujuan menjerumuskan untuk bangga diri (Ujub). Maka ia katakan kepadanya :"Kejelekan-kejelekanku jauh lebih banyak dari pada kebaikanku".
  5. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Alangkah banyaknya shalatmu". Maka katakan :"Kelalaianku lebih banyak dibanding shalatku".
  6. Dan jika ia datang dan berkata :"Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang". Maka katakan kepadanya :"Apa yang saya terima dari Allah jauh lebih banyak dari yang saya sedekahkan".
  7. Dan jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak orang yang menzalimimu". Maka katakan kepadanya :"Orang-orang yang kuzalimi lebih banyak".
  8. Dan jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak amalmu". Maka katakan :"Betapa seringnya aku bermaksiat".
  9. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Minumlah minumminuman keras!" Maka katakan :"Saya tidak akan mengerjakan maksiat".
  10. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Mengapa kamu tidak mencintai dunia ?" Maka katakan :"Aku tidak mencintainya dan telah banyak orang lain yang tertipu olehnya".     
  11.  
    http://www.scribd.com/

Larangan Memukul Anak Kecil yang Sedang Menangis

Baginda Rasulullah s.a.w. bersabda :
Janganlah kamu pukul anak-anak kamu di sebabkan mereka menangis dalam masa setahun. Kerana pada empat bulan pertama kelahirannya Ia bersyahadat LAA ILAAHA ILLALLAH. Pada empat bulan kedua pula ia berselawat ke atas Nabi s.a.w. Dan pada empat bulan seterusnya pula ia mendoakan kedua ayah bonda nya. ( H.R. Abdullah Ibnu Umar r.a. )

Baginda Rasulullah s.a.w. menjelaskan bahawa tangisan anak di waktu kecil pada bulan pertama adalah tanda ia bertauhid kepada Tuhan Nya dan empat bulan kedua pula ia membacakan selawat kepada Nabi nya dan empat bulan seterus nya ia memohon istighfar untuk kedua ayah bonda nya.

Bersabda Baginda Rasulullah s.a.w. :
Anak-anak sebelum sampai ia baligh maka apa-apa yang di perbuat nya daripada kebaikan maka di tuliskan untuknya dan kedua ibu bapanya. Dan apa yang di perbuat nya daripada kejahatan maka tiadalah di tulis untuk nya dan tidak pula di tulis untuk kedua ibu bapa nya. Apabila ia telah baligh maka berlakulah yang di tulis itu atasnya ia itu segala amal baik atau buruknya. ~* ( H.R.Imam Anas bin Malik r.a.)

http://akuanakpahang.blogspot.com

Rabu, 12 Desember 2012

Kisah Nabi Muhammad diangkat Menjadi Rasul

Di antara peristiwa manakjubkan menjelang kenabian, yaitu adanya sebuah batu yang mengucapkan salam kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Peristiwa ini diceritakan sendiri oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana terdapat di dalam hadits shahih bahwa Rasulullah bersabda:

“Sungguh aku mengetahui ada sebuah batu di daerah Makkah yang dia itu mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diangkat menjadi Rasul. Aku sungguh mengetahuinya sekarang”. (HR. Muslim 4/1782)

Ketika menjelaskan hadits ini, Imam Nawawi mengatakan di dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang salah satu mu’jizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Peristiwa Turunnya Wahyu
‘Aisyah ra menceritakan, peristiwa menjelang kenabian dan saat wahyu pertama diturunkan Malaikat Jibril as, ia mengatakan: “Peristiwa yang mengawali turunnya wahyu kepada Rasulullah yaitu mimpi yang benar dalam tidur. Beliau tidak memimpikan sesuatu kecuali mimpi itu datang bagaikan cahaya Subuh”. (HR Bukhori dalam at-Tafsir no. 4953. Lihat Shahih Sirah, karya Syaikh al Albani, hlm. 84)

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suka berkhalwat (menyendiri) bertempat di dalam Gua Hira. Di sanalah beliau bertahannuts (yaitu beribadah) selama beberapa malam sebelum pulang ke keluarganya dan mengambil bekal lagi untuk beribadah, kemudian kembali lagi ke Khadijah serta mengambil bekal lagi untuk itu. Peristiwa ini berulang terus sampai al haq datang kepadanya. Namun tidak ada riwayat yang menjelaskan cara beliau beribadah pada waktu itu. (Sirah an Nabawiyah ash Shahihah, hlm. 125)

Malaikat Jibril mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan:
“Bacalah! Nabi menjawab, “Saya tidak bisa membaca”, beliau mengatakan, “Lalu Malaikat Jibril merangkulku, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan: “Bacalah!”
Nabi menjawab, “Saya tidak bisa membaca”, dia merangkulku untuk kedua kalinya sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan: “Bacalah!”

Nabi menjawab, “Saya tidak bisa membaca”, dia merangkulku untuk yang ketiga kalinya, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan: “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Rabb-mulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al Alaq [96] : 1-5)

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dengan hati gemetar. Beliau masuk ke Khadijah binti Khuwailid dan berseru: “Selimuti aku! Selimuti aku!” Kemudian beliau diselimuti sampai rasa takutnya hilang. Beliau menceritakan apa yang dialaminya kepada Khadijah, kemudian beliau berkata: “Aku mengkhawatirkan diriku sendiri”. Khadijah berkata seraya menghibur: “Sama sekali tidak. Bergembiralah demi Allah! Allah tidak akan membinasakanmu selama-lamanya. Karena engkau menyambung tali silaturrahim, berkata jujur, menghormati tamu, mampu menahan beban (tidak berkeluh kesah),membantu orang yang tidak punya serta menolong duta-duta kebenaran”.

Lalu Khadijah membawanya mendatangi Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uza sepupu Khadijah, yaitu anak dari saudra bapaknya. Pada masa jahiluyah, Waraqah ini penganut agama Nasrani. Dia bisa menulis kitab dalam bahasa Ibrani. Dia menulis Injil dalam bahasa Ibrani, sesuai dengan kehendak Allah. Dia sudah lanjut usia dan buta. Khadijah berkata kepadanya: “Wahai anak pamanku (sepupuku). Dengarkanlah cerita anak saudaramu ini”, Waraqah menyahut, “Wahai anak saudaraku! Apa yang engkau lihat?”

Maka Rasulullah mulai menceritakan apa yang dilihatnya. Setelah mendengar cerita itu, Waraqah berkata: “Ini adalah an Namus yang pernah turun kepada Nabi Musa as. Seandainya aku masih muda saat itu, seandainya aku masih hidup dikala engkau diusir oleh kaummu”, (mendengar ini) Rasulullah bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?”, Waraqah menjawab, “Ya. Tidak seorang pun yang datang membawa seperti apa yang engkau bawa, kecuali dia akan dianiaya. Seandainya aku masih mendapatkan zamanmu, pasti aku akan benar-benar menolongmu”, dan tak lama kemudian Waraqah meninggal. (HR. Bukhori no. 6982). [Lihat Shirah Shahih Syaikh al Albani hlm. 85-86]
Hadits yang panjang ini menjelaskan:
  • Iqra’ (QS. al Alaq : 1-5) merupakan bagian dari al Qur’an yang pertama kali turun kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Peristiwa ini terjadi saat beliau berusia 40 tahun. Sedangkan riwayat yang menyatakan beliau menerima wahyu saat usia empat puluh tiga tahun adalah riwayat yang sadz (riwayat dari orang tsiqah, namun menyelisihi riwayat dari orang-orang yang lebih tsiqoh). Hal ini sebgaimana dikatakan oleh Imam an Nawawi dan Imam Ibnu Hajar al Asqolani. (Lihat ash Shirah an Nabawiyah ash Shahihah, hlm. 124).

  • Turunnya wahyu kepada Nabi merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka. Oleh karena itu beliau merasa ketakutan teramat sangat.

  • Sikap Khadijah dalam menenangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membantunya untuk mengetahui hakikat dari kejadian tersebut.

  • Menunjukkan kadar pengetahuan Waraqah tentang para nabi dan peringatannya kepada Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam tentang kejadian-kejadian yang dialaminya. Juga menjelaskan tentang keinginannya untuk membantu dan mendukung Nabi jika ia masih hidup, namun ia meninggal sebelum peristiwa yang diperkirakan itu terjadi.

    http://kisahteladan.info

Kelahiran Rasulullah

Rasulullah SAW namanya Muhammad bin Abdulah bin Abd Muthalib bin Hasyim bin Manaf. Abdul Muthalib ini sebelum ada anak-anak, dia pernah bernazar kepada Tuhan kalau dia dapat 10 anak lelaki dia akan sembelih seorang. Setelah berbelas belas tahun berkahwin dapat 10 anak lelaki diantaranya Abu Lahab, Saidina Hamzah, Abu Thalib dan lain-lain. Tetapi yang bungsunya Abdullah.
Jadi bila dapat 10 anak lelaki dia pun teringat nazarnya, dia hendak tunaikan nazarnya, hendak sembelih seorang. Bila hendak sembelih, yang mana satu, semuanya anak-anak dia. Dia mengadukan hal ini kepada seorang ahli nujum di zaman itu, macam mana nak buat? Ahli nujum bagi tahu dia, buat undi. Siapa yang kena, itulah yang disembelih. Cara orang Arab ini, walau hidup di zaman jahiliah, janji dipatuhi. Janji itu Abdul Muthalib terpaksa patuhi.

Setelah menerima nasihat dari ahli nujum, dia buat undian di kalangan anak-anaknya. Bila diundi kena pada Abdullah, sedangkan ia anak yang paling disayangi, anak bongsu. Kemudian dia pergi tanya lagi pada ahli nujum. Ahli nujum suruh undi lagi. Maka Abdul Muthalib buat undian kedua, tapi kena pada Abdullah juga. Mengadu lagi, diundi lagi kena Abdullah lagi. Dia buat undian kali ke 9, kali ke 10 masih kena Abdullah. Mengadu lagi dia kepada ahli nujum, undian saya mengena pada anak yang paling saya sayang, yang paling cantik. Ahli nujum jawab, kalau begitu engkau sembelih saja 100 unta untuk mengganti Abdullah. Akhirnya Abdullah selamat.

Demi mengingati peristiwa ini, sebab tu bila Rasulullah SAW menjadi Rasul, salah satu syariat Rasulullah SAW iaitu siapa membunuh orang, tebusannya sembelih 100 unta. Jadi ada syariat dalam jahiliah yang dikekalkan oleh Tuhan, diantaranya siapa yang buat dosa bunuh orang, dia kena tebus dengan menyembelih 100 unta. Kekal sampai hari ini.

Selamatlah Abdullah daripada disembelih. Diantara 10 anak lelaki ni Abdullahlah yang paling disayangi bapanya Abdul muthalib. Tapi oleh kerana Abdullah ini hendak melahirkan zuriat iaitu Nabi akhir zaman, Tuhan bagi tanda di dahinya ada cahaya, dari pada budak lagi. Terutama waktu malam, bila dia pergi mana-mana orang nampak cahaya di dahi, mereka berkata, ini Abdullah datang, sebab mana ada orang bercahaya di dahi. Tapi tidak ada yang tahu cahaya itu cahaya apa.

Rupanya di kalangan ramai ini ada seorang yang tahu. Yang tahu seorang perempuan namanya Fatimah Syam. Dia tahu bahwa orang yang bercahaya di dahi tu akan melahirkan Nabi akhir zaman. Maka dia jatuh hati kepada Abdullah. Dia cuba pikat Abdullah. Kalau dalam bahasa sekarang dia mengorat Abdullah sebab dia tahu dari Abdulah ini akan lahir seorang Nabi. Dia pujuk, dia rayu dia ajak kawin, tapi Abdullah tidak mahu. Akhirnya Abdullah dipinang oleh Siti Aminah. Abdullah mahu. Maka lahirlah daripada Abdullah, Muhammad, ibunya Aminah. Tapi Nabi Muhammad SAW tidak sempat melihat ayahnya. Waktu baru 2 bulan dalam kandungan, Abdullah pergi ziarah keluarganya, dia meninggal di tengah jalan.

Emaknya tidak perasan lagi hingga ke 9 bulan, sebab tidak ada tanda atau kesan, cuma setiap malam mimpi jumpa perempuan-perempuan mulia seperti Siti Asyiah, Masyitoh dan lain lain yang memberitahu dia,”Hai Aminah bertuahlah engkau, engkau akan melahirkan anak yang menjadi Nabi akhir zaman.”
“Iya ke, aku tidak mengandung” kata Aminah. Hampir setiap malam, dia mimpi. Kata-kata itu diulang, hai Aminah bertuahnya engkau, kerana akan melahirkan Nabi akhir zaman. Aminah hairan, sebab mimpi dan realiti tidak sama sebab dia fikir dia tidak mengandung. Rupanya bila 9 bulan lahir anak, pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.

Waktu lahir, dia tidak macam anak-anak lain lahir, kalau anak-anak lain emaknya rasa sakit, keluar darah. Ini bersih elok bagus. Anak-anak lain bila keluar menangis, dia tidak menangis.

Detik-detik Wafatnya Rasulullah

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.


Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu”.
“Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu”, kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.” Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB :
Perbaikilah rukukmu untuk mengurangi tekanan maut dan perbanyaklah membaca shalawat kepada Rasulullah SAW terutama di hari Jum’at, Insya Allah kita akan mendapat syafa’atnya di dunia dan di Yaumil Mahsyar kelak… Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.

Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangi mu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu di akhirat.
http://iqbal1.wordpress.com
 

About

Site Info

Text

islamic-center Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers